Setelah situs MegaUpload ditutup, pengguna MegaUpload tampaknya akan benar-benar kehilangan data-data yang telah disimpan di layanan file hosting tersebut. Penghapusan ini sebenarnya bukan atas permintaan dari FBI, namun oleh perusahaan penyedia layanan penyimpanan yang selama ini menyimpan data pengguna Megaupload.
Namun demikian, secara tidak langsung FBI juga menjadi salah satu sebab penghapusan data akun pengguna MegaUpload. Karena semenjak ditutup, Megaupload tak bisa membayar tagihan tersebut karena akun bank Megaupload sudah dibekukan FBI.
Sebetulnya data-data milik pengguna Megaupload tersebut masih ada dan masih bisa diakses. Namun, karena akun bank Megaupload telah dibekukan oleh FBI, Megaupload tak bisa melakukan pembayaran ke dua perusahaan penyedia layanan penyimpanan bagi Megaupload.
Dua perusahaan itu, yakni Carpathia Histing Inc dan Cogent Communications Group Inc, akan menghapus data-data pengguna Megaupload mulai hari Kamis (2/2/2012) waktu setempat.
Pengguna Megaupload di seluruh dunia merasa dirugikan karena data-data pribadi mereka yang tidak terkait pembajakan juga ikut terblokir dan pengguna sama sekali tak bisa mengaksesnya. Pengguna Megaupload lalu mengancam akan menuntut FBI atas kerugian yang dialami.
Diperkirakan pengguna Megaupload setidaknya berjumlah 50 juta orang. Di antara jumlah tersebut, sebagian besar menggunakan Megaupload untuk kepentingan pribadi, seperti menyimpan data-data pekerjaan dan kenangan bersama keluarga dalam berbagai format multimedia.
Megaupload memang berkantor pusat di Hongkong, tetapi server-nya berada di Virginia karena Megaupload mempercayakan penyimpanan data kepada dua perusahaan di Virginia.
Inilah yang menyebabkan Megaupload tersandung kasus tentang pembajakan online, yang sedang gencar diperangi Pemerintah AS.
No comments:
Post a Comment
Your Comment Here... Use It Wisely No Abuse